Banyuwangi, Pakuan Pos – Komunitas SlarasBudaya tampil memukau dalam ajang Festival Gandrung Sewu 2025 yang digelar di Pantai Marina Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, akhir pekan lalu. Dengan tema “Selendang Sang Gandrung”, acara yang melibatkan 1.300 penari ini menjadi bukti nyata bagaimana seni tari tradisional dapat mempersatukan semangat lintas generasi.
SlarasBudaya, komunitas yang dikenal aktif melestarikan budaya Nusantara, turut menjadi bagian dari ribuan penari yang memeriahkan festival tahunan tersebut. Mereka tampil penuh semangat dan totalitas, meskipun sebagian besar anggotanya bukan penari profesional dan berasal dari berbagai latar belakang.
“Seneng banget bisa ikutan event besar ini. Kami berlatih hampir enam bulan secara rutin dengan segala keterbatasannya. Maklum, para anggota kami mayoritas berusia paruh baya dan tidak semua berlatar belakang penari,” ujar Pritha Nandini, founder SlarasBudaya, dengan penuh semangat. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada sang pelatih, “Terima kasih untuk Mas Narno, pelatih yang luar biasa sabar. Bahkan ada anggota kami yang menempuh perjalanan hingga 32 jam hanya untuk bisa ikut tampil.”
Bagi sebagian anggota, pengalaman tampil di Gandrung Sewu menjadi pencapaian yang luar biasa. “Ini seperti dream come true. Dari dulu ingin banget bisa ikut menari di Gandrung Sewu, tapi rasanya mustahil karena yang tampil biasanya anak muda. Luar biasa, bahagia, terharu, bangga semua jadi satu,” ungkap salah satu anggota dengan mata berbinar.
SlarasBudaya sendiri merupakan komunitas budaya yang digagas oleh Pritha Nandini bersama rekan-rekannya yang memiliki visi sama dalam pelestarian seni dan budaya Indonesia. Komunitas ini terbuka bagi siapa saja yang mencintai budaya tanpa memandang usia, profesi, atau latar belakang sosial.
Menutup partisipasinya di ajang bergengsi tersebut, Pritha menyampaikan pesan inspiratif:
“Jangan pernah takut atau membatasi diri untuk bermimpi… karena dari mimpi dan tekad, keindahan budaya bisa terus hidup dan menari dalam setiap langkah kita.”
